Saat ini ada banyak orang yang mengusung kebebasan sebagai way of life
atau menjadikan kebebasan cara hidupnya. Namun adakah yang disebut
kebebasan itu? Apa makna kebebasan itu? Jika kita salah memahami apa itu
makna kebebasan, maka hidup kita akan mengejar hal yang sia-sia belaka.
Seolah kita akan mengejar pepesan kosong, terlihat indah namun tidak
ada isinya. Hidup kita yang hanya sekali ini dan singkat, dihabiskan
hanya untuk mengejar kebebasan yang tanpa makna berarti.
Benarkan Kebebasan Itu Ada?
Saya teringat sebuah iklan deodoran untuk pria. Disana diceritakan
suatu hari setiap orang bebas menggunakan kendaraan apa saja. Namun apa
yang terjadi? Jalan menjadi kacau, karena berbagai kendaraan ada di
jalan raya, bahkan kendaraan tank baja yang bisa merusak jalan dan
kendaraan lain. Kekacau lalu lintas ini bisa menghambat siapa saja
berangkat kerja atau beraktivitas.
Jika kita bebas melakukan apa saja, maka orang lain pun bebas
melakukan apa saja, masuk ke rumah kita, mengambil makanan di rumah
kita, menggunakan semua barang kita, tidur di rumah kita. Apa jadinya?
Bahkan jangan harap Anda bisa ke luar rumah, sebab bisa saja ada orang
yang menghalangi pintu rumah Anda. Dan Anda tidak bisa melarangnya,
karena setiap orang bebas melakukan apa saja.
Kebebasan Tanpa Mengganggu Kebebasan Orang Lain
Munculah sebuah “aturan” bahwa kebebasan itu harus menghargai dan
tidak mengganggu kebebasan orang lain. Nah… ternyata kebebasan kita ada
yang membatasinya, sehingga tidak benar-benar bebas. Nyatanya, kebebasan
kita masih dibatasi oleh eksistensi orang lain.
Dan, itu harus. Tanpa menghargai eksistensi manusia lain yang
sama-sama ingin kebebasan, maka kebebasan itu tak pernah ada karena
pasti setiap orang akan saling menjegal kebebasan orang lain seperti
digambarkan diatas. Ahirnya kebebasan itu dibatasi oleh kebebasan orang
lain. Kebebasan itu, selalu ada batasnya dan batasi itu salah satunya
adalah eksistensi orang lain.
Fenomena Alam
Bukan hanya eksistensi orang lain yang membatasi kita. Pada
kenyataanya, ada batasan lain yang hadir yaitu fenomena alam. Kita jelas
tidak bisa bebas dari hukum gravitasi bumi. Kita selalu tertarik ke
bumi. Apa jadinya jika tidak ada gravitasi? Semua benda akan melayang
tidak beraturan, Anda akan melayang, mobil akan melayang, batu akan
melayang, dan semua benda yang tidak menempel dengan bumi akan melayang.
Bisa kebayang?
Mau tidak mau, kebebasan kita akan dibatasi oleh hukum-hukum alam
yang ada. Kita tidak bisa bertindak dan melakukan sesuatu tanpa
mengikuti hukum yang ada di bumi ini. Sekali lagi, ada yang membatasi
kebebasan kita.
Think Again!
Renungi kembali apa itu kebebasan! Benarkah kita bisa benar-benar
bebas? Ada hukum alam yang membatasi kita. Ada hak orang lain yang
membatasi kita. Semua itu karena sadar dan mengakui eksistensi hukum
alam dan kebebasan orang lain.
Bisa kita bebas memilih kapan kita dilahirkan? Bisakah kita bebas
memilih orang tua kita? Nah, ternyata masih ada yang membatasi kebebasan
kita. Siapa? Tidak lain dan tidak bukan, Allah Yang Menciptakan kita
semua. Jika hak orang lain kita harus hormati, maka ada hak yang lebih
patut dan harus kita hormati yaitu hak Allah. Apa itu hak Allah? Allah
memiliki hak untuk kita sembah dan ibadahi.
Saat kita meyakini akan eksistensi Allah, maka kita harus memenuhi
hak Allah. Jangan sampai hak manusia kita hargai namun hak Allah kita
langgar. Kita tidak bisa menolak ini, sebab Allah punya wewenang atas
diri kita. Sering kali manusia berdalih bebas melakukan apa pun terhadap
apa yang dia miliki (termasuk tubuhnya). Sementara, diri kita
sesungguhnya adalah milik Allah yang artinya Allah berhak apa pun atas
diri kita.
Seseorang yang dengan sengaja ditato, dia berdalih bebas melakukan
apa saja pada tubuhnya karena tubuhnya milik dia. Sementara dia lupa,
bahwa Allah pun bebas melakukan apa saja pada dirinya, karena dirinya
adalah milik Allah. Allah berhak untuk melarangnya bertato.
Seorang karyawan, mau tidak mau harus mengikuti aturan perusahaannya.
Kebebasan dia dibatasi oleh aturan perusahaan. Jika tidak mau mengikuti
aturan perusahaan, silahkan keluar dari perusahaan itu. Jika Anda tidak
mau mengikuti aturan Allah, apakah Anda bisa keluar dari kolong langit
Allah?
Tanggung Jawab Atas Kebebasan Anda
Allah memberikan kebebasan kepada kita, mau beriman atau kafir. Namun
ingatlah bahwa kebebasan itu akan kita pertanggung jawabkan nanti.
Allah berhak untuk meminta pertanggung jawaban kita. Allah memberikan
perintah dan potensi kepada kita untuk beribadah. Jika Anda tidak mau,
silahkan selama, Anda bersedia menerima konsekuensinya.
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (QS.17:36)
Allah memang memberikan kebebasan kepada manusia untuk mengikuti
jalan benar dan jalan yang salah. Anda bebas melakukan apa saja, tentu
dengan konsekuensinya. Jika Anda kufur, siaplah menanggung akibatnya dan
Anda juga tidak bisa melarang orang lain untuk berdakwah, karena itu
pun hak orang-orang yang beriman yang ingin mengikuti perintah-Nya.
Kebebasan Itu Memang Ada Asal…
“Anda bebas berekspresi asal rok dibawah lutut.” Salah, yang benar
selama kita menutup aurat, karena bisa saja rok dibawah lutut masih
membuka aurat.
Kebebasan itu ada selama Anda tidak menghalangi kebebasan orang lain.
Kebebasan itu ada, namun Anda tidak bisa lepas dari hukum agama.
Kebebasan itu ada asal Anda siap mempertanggung jawabkannya.
motivasiislam
0 komentar:
Posting Komentar