Blog ini adalah hanya blog Pribadi & informasi. Tidak ada kaitannya SECARA ORGANISATORIS dengan Komunitas FKIW AL UKHUWAH Wonogiri

Sabtu, 11 Juni 2016

Puasa Yang Sempurna



Syaikh Abdurrazzaq bin Abdil Muhsin Al Abbad Al Badr
Al Hakim dan beberapa muhaddits yang lain meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu bahwasanya Nabi Shalllallahu’alaihi Wasallam bersabda:
لَيْسَ الصِّيَامَ مِنَ الْأَكْلِ وَالشُّرْبِ ، إِنَّمَا الصِّيَامُ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ ، فَإِنْ سَابَّكَ أَحَدٌ، وَجَهِلَ عَلَيْكَ فَقُلْ : إِنِّي صَائِمٌ
Puasa itu bukan hanya dari makan dan minum, namun puasa itu juga dari laghwun (hal yang tidak bermanfaat) dan rafats (semua perbuatan yang buruk). Jika ada orang yang mencelamu atau berbuat suatu kebodohan kepadamu, maka katakanlah: saya sedang berpuasa1.
Dan juga dikeluarkan oleh Imam Ahmad, sebuah hadits dari Yazid bin Abdillah bin Asy Syikhir dari Al A’rabi, ia berkata: aku mendengar Nabi Shalllallahu’alaihi Wasallam bersabda:
صَوْمُ شَهْرِ الصَّبْرِ وَثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ يُذْهِبْنَ وَحَرَ الصَّدْرِ
puasa Ramadhan dan puasa tiga hari di setiap bulan (puasa ayyamul bidh) keangkuhan di dada2.

Diantara yang sifat yang agung dan mulia yang menunjukkan sempurnanya keimanan orang yang berpuasa adalah ketawadhu’an mereka serta ketinggian akhlak mereka, berupa hati dan lisan mereka yang lurus terhadap sesama saudara mereka semuslim. Tidak ada kebencian atau kedengkian atau dendam dalam hati mereka. Tidak ada ghibah, namimah, atau fitnah keji yang keluar dari lisan mereka. Bahkan tidak ada dalam hati mereka kecuali kecintaan, kebaikan, kasih sayang, kelembutan dan kedermawanan. Dan tidak keluar dari lisan mereka kecuali kata-kata yang bermanfaat, kalimat-kalimat yang berguna dan klaim-klaim yang jujur. Dan mereka termasuk kalangan orang-orang yang Allah puji dan Allah sucikan mereka dalam firman-Nya:
وَالَّذِينَ جَاءُوا مِنْ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: “Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang”” (QS. Al Hasyr: 10).
Rabb mereka menyifati mereka dengan 2 sifat yang agung dan mulia: pertama, yang terkait dengan lisan, Allah katakan bahwa tidak ada dalam lisan mereka terhadap saudara mereka sesama mu’min kecuali nasehat dan doa yang baik, “mereka berdoa: “Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami“. Dan sifat yang kedua, terkait dengan hati. Hati mereka lurus terhadap saudara mereka sesama mu’min, tidak ada perasaan benci, dengki, dendam, fitnah, atau semisalnya.

Rabu, 08 Juni 2016

Kajian umum di Wonogiri bulan Juni


Assalamu'alikum Warahmatullahi wabarakatuh.
Saudara/saudariku kaum muslimin, berikut ini kami informasikan Kajian Umum bulan Juni 2016.

Materi       : Bedah buku 34 amal penghapus dosa
Pembicara : Ustadz Muflih dari Ponpes Al Ukhuwah Sukoharjo
Waktu       : Ahad, 7 Ramadhan 1437 H / 12 Juni 2016
Tempat     : Masjid An Nuur komplek SDIT Al Ukhuwah Ngadirojo, Kerjo Lor

FASILITAS :
GRATIS :
1. Buku 34 amal penghapus dosa
2. Buku panduan sholat
3. Buku panduan dzikir.

Terbatas loh bukunya.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi wabarakatuh

Minggu, 21 Desember 2014

Masjid An-Nuur SDIT Al Ukhuwah Terkena Petir. Yuk Dibantu


Bismillahirrohmanirrohim...

Alhamdulillah, Wash-sholatu was-salaamu 'alaa rasulillah, wa ba'du :

Sahabat ikhwan wal akhwat dimanapun anda berada, khususnya anda yang berdomisili di Wonogiri ataupun perantauan yang berasal dari Wonogiri, ataupun dari mana pun antum berasal.
Pada hari Jum'at tanggal 19 Desember 2014 sekira pukul 17.40 Wib, terjadi musibah yang menimpa SDIT Al Ukhuwah Ngadirojo, Wonogiri, yaitu dengan adanya curah hujan yang lebat diiringi angin dan petir yang menyambar-nyambar, akhirnya atas Kehendak Allah Ta'ala, bangunan Masjid An- Nuur yang merupakan satu komplek dengan SDIT Al Ukhuwah, Ngadirojo, terkena PETIR, yang mengakibatkan bangunan bagian atap rusak, genting berhamburan, plafon internit rusak, instalasi listrik terbakar, bahkan ketika kejadian oleh warga sekitar terdengar keras suara ledakannya.

Oleh karena itu, berdasarkan hasil musyawarah ikhwan - ikhwan tadi siang (Ahad, 21 Desember 2014), dikalkulasikan bahwa untuk biaya perbaikan adalah sekitar Rp 5.000.000,- .

Bila ada kelebihan dana yang masuk, maka penggunaan dana tersebut akan dimanfaatkan untuk menambah sarana dan prasarana SDIT Al Ukhuwah, Ngadirojo.

Bagian tengah Masjid Di dalam


Kubah rusak, genting pecah



Internit jebol


Sebagaian serpihan kerusakan


 BAGI YANG MAU MEMBANTU DANA / UANG,  bisa DITRANSFER KE :
Rekening BRI. Nomor 051-101010870-537
Atas Nama SURANTO

149-0382-140

Copy and WIN : http://bit.ly/copy_win
149-0382-140

Copy and WIN : http://bit.ly/copy_win
149-0382-140

Copy and WIN : http://bit.ly/copy_win
PERHATIAN  !!!!!
Setelah TRANSFER, silahkan langsung konfirmasi / memberitahukan via SMS KE-KEDUA NOMOR berikut ini (HARUS MEMBERI PEMBERITAHUAN KE-KEDUA NOMOR INI) :
1. Ustadz Adam (Kepala Sekolah SDIT) : 081226734845
2. Ustadz Suranto : 085725275909
CONTOH SMS KONFIRMASI / PEMBERITAHUAN :
"Saya telah transfer sekitar jam 11.00 WIB, sejumlah Rp 200.000 ke rekening BCA, untuk perbaikan masjid. Dari Bapak Anton Slogohimo"

Jumat, 24 Oktober 2014

Sejarah Penetapan Tahun Hijriah


Saat ini kita berada di penghujung bulan Dzulhijah; bulan ke 12 dari kalender hijriyah. Besok kita akan memasuki tahun baru hijriyah. Moment yang sangat pas untuk mempelajari kembali sejarah penetapan penanggalan hijriyah.
Kalender hijriyah adalah penanggalan rabani yang menjadi acuan dalam hukum-hukum Islam. Seperti haji, puasa, haul zakat, ‘idah thalaq dan lain sebagainya. Dengan menjadikan hilal sebagai acuan awal bulan. Sebagaimana disinggung dalam firman Allah ta’ala,
يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْأَهِلَّةِ ۖ قُلْ هِيَ مَوَاقِيتُ لِلنَّاسِ وَالْحَجِّ ۗ َ
Orang-orang bertanya kepadamu tentang hilal. Wahai Muhammad katakanlah: “Hilal itu adalah tanda waktu untuk kepentingan manusia dan badi haji.”(QS. Al-Baqarah: 189)
Sebelum penanggalan hijriyah ditetapkan, masyarakat Arab dahulu menjadikan peristiwa-peristiwa besar sebagai acuan tahun. Tahun renovasi Ka’bah misalnya, karena pada tahun tersebut, Ka’bah direnovasi ulang akibat banjir. Tahun fijar, karena saat itu terjadi perang fijar. Tahun fiil (gajah), karena saat itu terjadi penyerbuan Ka’bah oleh pasukan bergajah. Oleh karena itu kita mengenal tahun kelahiran Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam dengan istilah tahun fiil/tahun gajah. Terkadang mereka juga menggunakan tahun kematian seorang tokoh sebagai patokan, misal 7 tahun sepeninggal Ka’ab bin Luai.” Untuk acuan bulan, mereka menggunakan sistem bulan qomariyah (penetapan awal bulan berdasarkan fase-fase bulan)
Sistem penanggalan seperti ini berlanjut sampai ke masa Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam dan khalifah Abu Bakr Ash-Sidiq radhiyallahu’anhu. Barulah di masa khalifah Umar bin Khatab radhiyallahu’anhu, ditetapkan kalender hijriyah yang menjadi pedoman penanggalan bagi kaum muslimin.

Latar Belakang Penanggalan

Berawal dari surat-surat tak bertanggal, yang diterima Abu Musa Al-Asy-‘Ari radhiyahullahu’anhu; sebagai gubernur Basrah kala itu, dari khalifah Umar bin Khatab. Abu Musa mengeluhkan surat-surat tersebut kepada Sang Khalifah melalui sepucuk surat,
إنه يأتينا منك كتب ليس لها تاريخ
“Telah sampai kepada kami surat-surat dari Anda, tanpa tanggal.”
Dalam riwayat lain disebutkan,
إنَّه يأتينا مِن أمير المؤمنين كُتبٌ، فلا نَدري على أيٍّ نعمَل، وقد قرأْنا كتابًا محلُّه شعبان، فلا ندري أهو الذي نحن فيه أم الماضي
“Telah sampai kepada kami surat-surat dari Amirul Mukminin, namun kami tidak tau apa yang harus kami perbuat terhadap surat-surat itu. Kami telah membaca salah satu surat yang dikirim di bulan Sya’ban. Kami tidak tahu apakah Sya’ban tahun ini ataukah tahun kemarin.”
Karena kejadian inilah kemudian Umar bin Khatab mengajak para sahabat untuk bermusyawarah; menentukan kalender yang nantinya menjadi acuan penanggalan bagi kaum muslimin.

Rabu, 24 September 2014

Jembatan Timbang Wonogiri,kembali beroperasi


Solopos.com, WONOGIRI - Jembatan Timbang Selogiri (JTS) di Wonogiri kembali beroperasi mulai Rabu (17/9/2014). Jembatan timbang tersebut ditutup sementara lantaran perbaikan untuk peningkatan kapasitas muatan sejak awal Juni lalu.
Kini, kapasitas muatan JTS bertambah dari 50 ton menjadi 80 ton. Adapun panjang jembatan juga bertambah dari 12 meter menjadi 14 meter.

Kasi Pengawasan dan Operasional Unit Pelayanan Perhubungan (UPP) Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) wilayah Wonogiri, Budiyanto, mengatakan sesuai peraturan daerah (perda) Provinsi Jateng No 1/2012 tentang Pengendalian Angkutan Barang,  jumlah muatan angkutan barang harus sesuai ketentuan.
“Batas maksimum muatan yang diizinkan untuk wilayah Wonogiri 7,5 ton-8 ton. Jika ada angkutan barang yang melanggar akan diberi tilang. Muatan angkutan barang akan diturunkan jika sudah melanggar aturan berkali-kali,” katanya saat ditemui solopos.com di kantornya, Rabu.

Pemeriksaan kendaraan angkutan barang akan melibatkan polisi lalu lintas dan anggota TNI. Hal ini dilakukan untuk mencegah praktik pungutan liar (pungli) yang kerap terjadi di jembatan timbang.
Tak hanya itu, jumlah petugas di jembatan timbang akan ditambah dua kali lipat. Saat ini, jumlah petugas di jembatan timbang sekitar 30 personel.

Tambahan petugas itu berasal dari jembatan timbang di Jateng yang ditutup pasca Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo marah-marah memergoki aksi pungutan liar (pungli) di Jembatan Timbang Subah, Kabupaten Batang pada April lalu.
Seorang sopir truk, Warjiman, menuturkan dia mendukung pengawasan pemeriksaan angkutan barang di setiap jembatan timbang.