Blog ini adalah hanya blog Pribadi & informasi. Tidak ada kaitannya SECARA ORGANISATORIS dengan Komunitas FKIW AL UKHUWAH Wonogiri

Minggu, 26 Mei 2013

Meredam Gelisah Hati Untuk Menggapai Ridho Ilahi



Meredam Gelisah Hati Untuk Menggapai Ridho Ilahi

Kegelisahan terlahir akibat tidak adanya keseimbangan antara harapan dari hati, pikiran dan kenyataan. Adanya permasalahan hidup manusia muncul kepermukaan lebih disebabkan oleh hanya semata-mata dipersepsikan pada logika berpikir yang sempit. Itulah sebabnya, mengapa kebanyakan dari kita mendefinisikan masalah berupa kesenjangan antara harapan dengan kenyataan yang terjadi. LEBIH dari itu, harusnya dalam hidup seorang mukmin segala apa yang terjadi dalam kehidupan ini diposisikan semata-mata atas kehendak-Nya.

Bukan mengandalkan semata-mata pada persepsi akal manusia, sebab kadang kala akal ini terselimuti oleh tumpukkan kotoran-kotoran hawa nafsu manusia itu sendiri. Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam QS. Taghaabun [64]: 11, mengingatkan kepada kita bahwa tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang, kecuali dengan ijin Allah. Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya.

Ketidakadaan atau tenggelamnya kesadaran pola pikir seperti itu, maka akan melahirkan kegelisahan hidup manusia. Pasalnya bagi manusia model demikian tidak menyadari sepenuhnya akan sunnatullah kehidupan manusia yang selalu dihadapkan pada sejumlah besar tantangan.

Tantangan, pada hakikatnya bukan untuk dihindari, melainkan justru untuk dilakoni. Hidup itu sendiri adalah tantangan, adalah masalah. Mengapa kita mesti menghindar? Di sinilah kadang-kadang kita lupa pada kesejatian diri.
Di mana pun dan kapan pun kita hidup, masalah dan tantangan akan selalu datang menjemput. Hidup adalah inheren, sekaligus identik, dengan masalah dari tantangan itu sendiri. Kalau kita menghadapinya dengan hati tegar dan ikhlas, semua masalah itu akan sirna. Kalau kita tertelikung dengan masalah, sesungguhnya bukan masalah itu sendiri sebagai masalah.

Yang menjadi masalah adalah cara kita sendiri yang salah dalam menghadapi masalah. Bagi sebagian orang kegelisahan hati itu muncul didasari oleh perilaku kita yang belum sampai ke tingkat yakin akan sangat dekatnya pertolongan Allah. Artinya segala persoalan dan kesulitan yang ada dan menimpa kita –sekecil apapun—justru seringkali membuahkan rasa cemas dan gudah gulana yang membuat gelisah hatinya.
Kondisi hati yang gelisah akan berdampak pada persepsi menyikapi hari demi hari hidupnya dengan aneka keluh kesah, amarah, dan perilaku yang serba salah. Lebih jauh kondisi ini menyebabkan hidup terasa sumpek, mumet, rumit, dan membuat sakit kepala menghinggapi kita.
Kesannya, segala yang tersaji di hadapan kita, terasa semakin membebani hati dan pikirannya. Pentingnya Meredam Gelisah Hati. Keberadaan masalah dalam hidup adalah sesuatu yang wajar. Namun, manakala sikap kita yang tidak tepat dalam menghadapi dan memposisikan masalah tersebut, maka inilah sebenarnya yang menjadi awal munculnya penyakit gelisah hati. Adanya gelisah hati dalam hidup kita, bila tidak hati-hati tentu tidak jarang akan menjadi jalan yang terbentang bagi terjerumusnya ke jurang maksiat.

Tips aman mengemudi mobil



TIPS MENGEMUDI MOBIL
Berkendara dengan mobil adalah memindahkan kendaraan tersebut dari satu tempat ke tempat lainnya dengan aman, selamat dan se-efisien mungkin tanpa terjadi kesalahan/ masalah.
Karena setiap kita berkendara tersebut, resiko terjadinya kesalahan yang mungkin menyebabkan kecelakaan selalu ada, dan resiko tersebut tidak dapat dihilangkan namun dapat kita minimalkan serta terkadang resiko tersebut tidak seperti yang kita bayangkan bahkan terkadang lebih buruk.
Untuk meminimalkan resiko berkendara dengan mobil, kita harus mempunyai keahlian dan keterampilan berkendara serta pengalaman tinggi yang mengacu pada standar Nasional (UULAJ no 22/2009 dan SNI) yang berlaku disertai dengan Sikap dan Perilaku yang benar dan bertanggung jawab.

Tips Berkendaraan
Tip 1: Selalu gunakan sabuk pengaman (seat belt atau safety belt) setiap waktu. Sabuk pengaman dapat melindungi penggunanya dari cidera yang lebih parah dalam suatu kecelakaan. Ia dapat berfungsi menahan tubuh sehingga tidak membentur dashboard, terlontar keluar kaca depan, atau terlempar dari pintu atau kaca samping pada saat terjadi benturan pada kecelakaan.

Tip 2: Untuk jarak pandang atur kaca spion. Kebanyakan pengemudi tidak menyesuaikan kaca spionnya dan tidak memanfaatkan seoptimal mungkin dengan terlalu melihat sisi kendaraannya sendiri. Semua jenis kendaraan dengan berbagai bentuk dan ukuran mempunyai blind spots. Semakin besar kendaraan, semakin besar pula blind spots areanya. Blind spots adalah area yang tidak terlihat oleh pengemudi baik secara langsung (terhalang) atau melalui kaca spion (keterbatasan bidang pandang kaca spion). Blind spots terjadi karena manusia hanya mampu melihat 90° tiap sisi dan keterbatasan sudut pandang kaca spion kendaraan tidak bisa diperbesar lagi.

Tip 3: Pengemudi yang defensif. Pengemudi yang defensif artinya yang mampu mengemudikan kendaraannya dengan tenang. Dan mampu mengantisipasi situasi kondisi lalu lintas di depannya. Kunci untuk menjadi pengemudi defensif meliputi 4 hal, yaitu: 
Awareness (kesadaran)
Alertness (kewaspadaan)
Attitude (sikap mental)
Anticipation (reaksi)

Najis dan Pensuciannya



Najis dan Cara Menyucikannya
Agama Islam datang untuk membersihkan manusia luar dan dalam. Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman:
"Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertobat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri." (terj. Al Baqarah: 222)
Dengan tobat, batin seseorang menjadi bersih dan dengan bersuci, bagian luar manusia menjadi bersih. Bersuci di sini, mencakup bersuci dari khabats (kotoran) dan bersuci dari hadats. Bersuci dari kotoran yaitu dengan menghilangkan najis yang menimpa pakaian, badan maupun tempat shalat, sedangkan bersuci dari hadats, yaitu dengan wudhu', mandi dan tayammum.
Dalam risalah ini insya Allah akan dibahas tentang najis dan cara membersihkannya, mudah-mudahan tulisan ini bermanfa'at. Allahumma aamin.
Ta'rif (definisi) najis
Najis adalah kotoran yang wajib dijauhi oleh seorang muslim dan wajib dicuci bagian yang terkena olehnya. Hukum asal sesuatu adalah suci dan mubah, tidak dibenarkan mengatakan sesuatu itu najis tanpa dalil.
Macam-macam najis
Najis ada yang hissiy (dapat diraba) seperti kencing dan kotoran, ada juga yang hukmi/maknawi (tidak dapat diraba) seperti janabat (junub). Berikut ini sesuatu yang termasuk najis:
1.   Bangkai
Bangkai adalah binatang yang mati tanpa melalui proses penyembelihan. Dalil tentang najisnya bangkai adalah sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam:
اِذَا دُبِغَ اْلِإهَابُ فَقَدْ طَهُرَ
"Apabila kulit (bangkai) disamak, maka ia menjadi suci." (HR. Muslim dan Abu Dawud)
Termasuk ke dalam bangkai adalah anggota badan binatang hidup yang dipotong sebagaimana disebutkan dalam hadits yang lain.
Namun tidak termasuk ke dalam najis apa yang disebutkan di bawah ini:
-    Bangkai ikan dan belalang, keduanya adalah suci. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
أُحِلَّتْ لَنَا مَيْتَتَانِ وَدَمَانِ : أَمَّا الْمَيْتَتَانِ فَالْحُوْتُ وَالْجَرَادُ ، وَأَمَّا الدَّمَانِ فَالْكَبِدُ وَالطِّحَالُ
"Dihalalkan untuk kita dua bangkai dan dua darah. Adapun dua bangkai tersebut adalah ikan dan belalang, sedangkan dua darah adalah hati dan limpa." (HR. Ahmad dan Baihaqi, Shahihul Jami' 210)
-    Bangkai binatang yang tidak mengalir darahnya, seperti lalat, semut dan lebah. Oleh karena itu, jika binatang-binatang ini jatuh ke dalam sesuatu dan mati di sana, maka tidaklah membuatnya najis. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا وَقَعَ اَلذُّبَابُ فِي شَرَابِ أَحَدِكُمْ فَلْيَغْمِسْهُ, ثُمَّ لِيَنْزِعْهُ, فَإِنَّ فِي أَحَدِ جَنَاحَيْهِ دَاءً, وَفِي اَلْآخَرِ شِفَاءً
"Apabila lalat jatuh ke dalam minuman salah seorang di antara kamu maka tenggelamkanlah, kemudian tariklah karena pada salah satu sayapnya ada penyakit, sedangkan pada sayap yang lain ada obatnya.” (HR. Bukhari)
-    Tulang bangkai, tanduknya, kukunya, rambutnya, giginya, bulunya, dsb.
Hal itu, karena hukum asalnya adalah suci.

Islam, Iman dan Ihsan



A. Pengertian Islam
Islam secara etimologi (bahasa) berarti tunduk, patuh, atau berserah diri. Adapun menurut syari’at (terminologi), apabila dimutlakkan berada pada dua pengertian:
Pertama.
Apabila disebutkan sendiri tanpa diiringi dengan kata iman, maka pengertian Islam mencakup seluruh agama, baik ushul (pokok) maupun furu’ (cabang), juga seluruh masalah ‘aqidah, ibadah, keyakinan, perkataan dan perbuatan. Jadi pengertian ini menunjukkan bahwa Islam adalah mengakui dengan lisan, meyakini dengan hati dan berserah diri kepada Allah Azza wa Jalla atas semua yang telah di-tentukan dan ditakdirkan, sebagaimana firman Allah Subhana wa Ta’ala tentang Nabi Ibrahim ‘Alaihis salam[1]
"(Ingatlah) ketika Rabb-nya berfirman kepadanya (Ibrahim), ‘Berserahdirilah!’ Dia menjawab: ‘Aku berserah diri kepada Rabb seluruh alam.’” [Al-Baqarah: 131]
Allah Azza wa Jalla juga berfirman
“Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang yang telah diberi Kitab kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian di antara mereka. Barangsiapa ingkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya.” [Ali ‘Imran: 19]
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:
"Dan barangsiapa mencari agama selain Islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk orang yang rugi.” [QS. Ali ‘Imran: 85]

Menurut Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhab rahimahullah, definisi Islam adalah:
"Islam adalah berserah diri kepada Allah dengan men-tauhidkan-Nya, tunduk dan patuh kepada-Nya dengan ketaatan, dan berlepas diri dari perbuatan syirik dan para pelakunya"

Kedua
Apabila kata Islam disebutkan bersamaan dengan kata iman, maka yang dimaksud Islam adalah perkataan dan amal-amal lahiriyah yang dengannya terjaga diri dan harta-nya, baik dia meyakini Islam atau tidak. Sedangkan kata iman berkaitan dengan amal hati.

Sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla:
“Orang-orang Arab Badui berkata, ‘Kami telah beriman.’ Katakanlah (kepada mereka), ‘Kamu belum beriman, tetapi katakanlah, ‘Kami telah tunduk (Islam),’ karena iman belum masuk ke dalam hatimu. Dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikit pun (pahala) amalmu. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.’” [Al-Hujuraat : 14]

Jumat, 24 Mei 2013

Arti Kehidupan



Arti Kehidupan ?

 Sebagian orang mungkin bertanya; apa arti kehidupan ini? Kalau kita cermati akan banyak sekali jawaban untuk satu pertanyaan ini. Sebagian menjawab, bahwa kehidupan adalah uang. Sehingga setiap detik hidup ini yang dicari adalah uang. Artinya apabila dia tidak memiliki uang, seolah-olah kehidupannya telah hilang. Sebagian lagi menjawab, bahwa kehidupan adalah kedudukan. Sehingga setiap detik yang dicari adalah kedudukan. Sebagian lagi memandang bahwa kehidupan adalah kesempatan untuk bersenang-senang. Maka bagi golongan ini kesenangan duniawi adalah tujuan utama yang dicari-cari.
Saudaraku -semoga Allah merahmatimu- kehidupan ini adalah sebuah kesempatan yang sangat berharga untuk kita. Jangan sampai kita sia-siakan kehidupan di dunia ini untuk sesuatu yang tidak jelas dan akan sirna. Kenikmatan dunia ini pun kalau mau kita pikirkan dengan baik, maka tidaklah lama. Sebentar saja, bukankah demikian? Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Seolah-olah tatkala  melihat hari kiamat itu, mereka tidaklah hidup (di dunia) kecuali hanya sesaat saja di waktu siang atau sesaat di waktu dhuha.” (QS. an-Nazi’at: 46)
Lalu apa yang harus kita lakukan di dunia ini? Sebuah pertanyaan menarik. Sebuah pertanyaan yang akan kita temukan jawabannya di dalam al-Qur’an. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. adz-Dzariyat: 56). Jangan salah paham dulu… Jangan dikira bahwa itu artinya setiap detik kita harus berada di masjid, atau setiap detik kita harus membaca al-Qur’an, atau setiap hari kita harus berpuasa, sama sekali bukan demikian… Ibadah, mencakup segala ucapan dan perbuatan yang dicintai oleh Allah. Allah tidak menghendaki kita setiap detik berada di masjid. Allah juga tidak menghendaki kita setiap detik membaca al-Qur’an. Semua ibadah itu ada waktunya. Yang terpenting bagi kita adalah melakukan apa yang Allah cintai bagaimana pun keadaan kita dan di mana pun kita berada.
Di antara perkara yang dituntut pada diri kita adalah senantiasa mengingat Allah, sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang banyak berdzikir dan mengingat Allah dalam segala kondisi. Ibnu Taimiyah pernah mengungkapkan, “Dzikir bagi hati laksana air bagi ikan. Lantas apa yang akan terjadi pada seekor ikan jika ia dikeluarkan dari air?”. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahkan mengatakan, “Perumpamaan orang yang mengingat Allah dengan orang yang tidak mengingat Allah adalah seperti perumpamaan orang yang hidup dengan orang yang mati.” (HR. Bukhari)
Dengan mengingat Allah, maka kita akan berhati-hati dalam menjalani hidup ini. Karena Allah senantiasa mengawasi kita dan mengetahui apa yang kita ucapkan, apa yang kita lakukan, di mana pun dan kapan pun. Tidak ada yang tersembunyi dari-Nya perkara sekecil apapun. Inilah yang semestinya senantiasa kita tanamkan di dalam hati kita. Oleh sebab itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallamberpesan, “Bertakwalah kepada Allah dimana pun kamu berada.” (HR. Tirmidzi). Kita harus bertakwa kepada Allah baik ketika berada di rumah, di jalan, di kampus, di pasar atau di mana pun kita berada, ketika bersama orang maupun ketika bersendirian.
Menjadi orang yang bertakwa itu bagaimana? Saudaraku -semoga Allah menunjuki kita- ketakwaan itu akan diraih manakala kita senantiasa mengingat adanya hari pembalasan dan bersiap-siap untuk menghadapinya dengan menjalankan ajaran-ajaran-Nya. Sebagaimana yang dikatakan oleh Ali bin Abi Thalib radhiyallahu’anhu bahwa takwa adalah, “Rasa takut kepada Allah, beramal dengan wahyu yang diturunkan, dan bersiap-siap menyambut hari kiamat.” Allahu a’lam.

Dari artikel 'Apa Arti Kehidupan Ini? — Muslim.Or.Id

Kamis, 16 Mei 2013

Akte Kelahiran yang telat lebih 1 tahun perlu sidang atau tidak ?

WONOGIRI-Aturan baru soal pembuatan akte kelahiran yang dikeluarkan Mahmakah Agung (MA), berpotensi membingungkan warga. Dalam aturan yang mulai berlaku sejak 1 Mei 2013 itu disebutkan, pembuatan akte lebih dari setahun setelah kelahiran, tak perlu lagi melalui sidang penetapan di pengadilan.
Padahal di sisi lain, undang-undang (UU) yang dipakai hingga saat ini belum direvisi, sehingga masih tetap dinyatakan harus mencari penetapan dari pengadilan.
“Yang menjadi soal, bagaimana kalau ada warga yang mendesak misalnya akan menikah, baru mau cari akte kelahiran? Apa menikah akan ditunda menunggu ada surat resmi dari pusat bagaimana tindak lanjutnya? Surat edaran dari MA itu bertolak belakang dengan Pasal 32 Ayat 2 UU 23 Tahun 2006. Di UU itu warga yang telat cari akta kelahiran harus dengan penetapan pengadilan, sedangkan surat edaran MA tidak boleh lagi,” terang Ngadiyono, anggota Komisi A DPRD Wonogiri, Sabtu (4/5).
Secara umum, belum banyak masyarakat yang tahu mengenai peraturan baru itu. Sehingga bisa saja warga saat datang ke pengadilan dan ditolak, merasa dipermainkan dengan sistem birokrasi. “Pihak dinas terkait bagaimana? Sudah sosialisasi atau belum? Kebijakan seperti ini masyarakat pula yang dirugikan,” katanya.
Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Hernowo Narmodo melalui Kasi Kelahiran Pengakuan Pengesahan Anak dan Pengangkatan Anak (KP3A) Elis Aryani mengatakan, hasil koordinasi dengan Kemendagri, pihaknya diminta menunggu hingga ada surat resmi dari Kemendagri.
“Kami diminta menunggu hingga ada petunjuk dari Kemendagri. Sembari menunggu surat itu turun, untuk kepentingan yang mendesak seperti contoh akan menikah baru mencari akte kelahiran, ada alternatif,” jelas dia.
Alternatif itu adalah khusus untuk pencari akta untuk menikah atau sangat mendesak, akan diberikan surat keterangan terlebih dulu. Dokumen resmi berupa akte nantinya akan menyusul dibuatkan. Asalkan semua syarat membuat akta terpenuhi, akan diberikan surat keterangan itu.
“Kami belum koordinasi dengan pihak KUA. Jika ada KUA yang menolak surat keterangan itu, nanti kami akan menghubungi KUA bersangkutan dan memberikan penjelasan,” terangnya.
Pelarangan yang dilakukan MA ini didasarkan pada realita di sejumlah wilayah di Indonesia, besar tarif untuk penetapan pengadilan terlalu memberatkan. Tarif ini kebijakan pengadilan dan berbeda antar-pengadilan.
“Kalau di Wonogiri lewat pengacara, besarnya biaya total sekitar Rp 380.000. Sebanyak Rp 50.000 adalah denda keterlambatan pencarian yang masuk ke dinas. Yang Rp 330.000 tarif untuk penetapan pengadilan. Di wilayah lain bisa berbeda,” pungkasnya.